Mengenai Saya

Foto saya
Pemalang, Jawa Tengah, Indonesia
Hai.. Aku Dhifa, aku adalah seorang sarjana Pertanian dari IPB University. Aku berasal dari daerah Pemalang, tepatnya di Desa Moga. Aku adalah anak ke-4 dari enam bersaudara. Saat ini, aku sedang fokus untuk memulai sebuah karir tentunya untuk menghadapi dunia yang sesungguhnya. Aku adalah tipikal orang yang mandiri, tidak mau merepotkan orang lain, ulet, pekerja keras dan tidak mudah menyerah. Tantangan dan hal baru adalah sesuatu yang selalu ingin aku coba.. Oke sepertinya cukup segini perkenalanku, karena banyak hal diluar sana yang menungguku.. Bye.. (Agt 2019)

Rabu, 13 November 2019

Cara Menyimpan Buah Mangga sehingga Lebih Tahan Lama


Siapa yang tidak tahu buah mangga? Mangga merupakan salah satu buah yang tumbuh baik di Indonesia dan buahnya banyak disukai oleh masyarakat. Kandungan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan, dan rasanya yang manis semakin membuat buah ini disukai setiap orang. Buah lokal musiman ini mudah dijumpai ketika musim panen mangga dengan jumlah yang sangat melimpah.

Tahukah kamu apa yang menyebabkan kulit mangga menjadi hitam ketika sudah mengalami masa simpan?

Related image

Bercak hitam pada kulit mangga dapat disebabkan oleh getah mangga itu sendiri. Getah dari tangkai buah mangga yang menempel dapat menyebabkan tampilan buah menjadi buruk, luka bakar (sapburn injury), dan terserang penyakit antraknosa menurut Sutopo et al. 2017.

Getah pada kulit mangga dapat menurunkan kualitas buah mangga karena penampilannya yang kurang bagus dan dapat menyebabkan buah menjadi cepat busuk. Getah mangga juga mengandung asam dan minyak sehingga buah menjadi lengket.

Salah satu cara meminimalisir penurunan kualitas buah akibat getah yaitu dengan mencuci buah menggunakan deterjen dan Ca(OH)2 atau kapur sirih sebelum buah disimpan. Deterjen merupakan bahan yang dapat mengikat minyak sedangkan larutan Ca(OH)2 merupakan larutan basa yang dapat menetralkan sifat asam dari getah. Pencucian menggunakan kedua bahan ini dapat menghilangkan getah mangga lebih cepat dibandingkan pencucian menggunakan air saja. Selain itu, kedua bahan merupakan bahan yang ekonomis dan mudah ditemukan.

Mangga yang bebas dari getah akan menjadi lebih tahan lama kesegarannya ketika disimpan dan tidak cepat busuk.

Cara ini dapat diterapkan dengan mudah bagi para penjual buah mangga sehingga buahnya akan awet kesegarannya dan bagi konsumen yang ingin menyimpan buah mangga.
Selamat mencoba...


Sumber:
Soetopo A, Poerwanto R, Wiyono S. 2017. 
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jhort/article/view/8134/7040









Rabu, 21 Maret 2018


Karat Merah Daun Teh

Karat merah merupakan penyakit pada tanaman teh yang disebabkan oleh alga Cephaleuros parasiticus (Huq et al 2010). Alga ini merupakan alga hijau dari divisi Clorophyta famili Trentepholiaceae yang bersifat parasitik pada daun. Penyakit ini dapat terjadi pada semua stadia umur tanaman. Serangan pada tanaman muda, karat merah alga ditemukan rata-rata meyerang kurang dari 25% daun tajuk. Serangan pada tanaman tua ditemukan lebih parah yaitu mengakibatkan karat pada cabang-cabang produktif. Serangan penyakit ini menyebabkan penurunan jumlah daun produktif karena sebagian kulit cabang sakit menjadi pecah dan cabang akan mati (Suwandi 2003). Alga memproduksi spora pada bagian batang tanaman teh. Spora diproduksi di dalam sporangia yang berada di ujung hifa dan membentuk struktur vegetatif. Setelah masak, sporangia akan lepas dan mudah menyebar dengan bantuan angin, hujan, dan embun ke tanaman sehat dan inang lainnya seperti Bogamedeloa, Albizzia molucana, A. odoratisima (Huq et al 2010).
Gejala serangan dari karat merah berupa bercak-bercak merah berbentuk bulat tidak beraturan berukuran 1-3 mm dan tidak dibatasi oleh tulang daun. Koloni menembus jaringan daun sehingga membentuk spora di permukaan bawah daun (Mariana 2013). Serangan parah menyebabkan bercak-bercak akan menyatu sehingga tepi ujung daun mengalami nekrosis menjadi kering dan biasanya ditemukan kerak alga berwarna cokelat kehijauan. Daun yang terserang parah menjadi gugur sebelum waktunya tetapi tidak menyebabkan kematian. (Suwandi 2003). Faktor intensitas hujan dan kelembaban yang tinggi mendukung perkembangan penyakit ini. Keadaan tanaman yang kurang nutrisi, drainase tanah yang kurang atau terlalu basah, kurang pemeliharaan, terlalu gelap atau terlalu terik menyebabkan timbulnya serangan alga hijau ini. Selain menyerang teh, Cephaleuros sp. sering menyerang tanaman tropis lain seperti cengkeh, lada, kopi, kelapa sawit, alpukat, jambu, kelapa, kakao, dan beberapa kultivar jeruk (Mariana 2013).




Gambar gejala karat merah daun teh


Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan penyakit ini adalah dengan pemupukan yang seimbang, mengatur tanaman peneduh/naungan, sehingga tanaman tidak terlalu teduh/terlalu banyak banyak menerima sinar matahari. Selain itu, pemangkasan tanaman disekitar tanaman teh juga berfungsi untuk mengurangi kelembaban dan meningkatkan penguapan daun setelah hujan (Nelson 2008). Meningkatkan kesehatan atau ketahanan tanaman terhadap penyakit, misalnya dengan penyemperotan tanaman dengan ekstrak kompos yang mengandung chitosan dan dengan perbaikan kesuburan tanah melalui pemberian bahan organik (pupuk kandang atau kompos) dan pemulsaan, menghindari panen yang berlebihan di musim kemarau serta membakar cabang sakit dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini. Jika penyakit masih tetap menyerang, penyemperotan dengan fungisida tembaga (tembaga oksiklorida atau tembaga hidroksida) dapat dianjurkan untuk pengendalian penyakit ini (Suwandi 2003)



REFERENSI

Huq M, Ali M, Islam S. 2010. Efficacy of muriate of potash and foliar spray with fungtcides to control red rust disease (Cephaleurous parasiticus) of tea. J.Agril.Res. [diunduh 2018 Mar 20]; 35(2) : 273-277. https://www.banglajol.info/index.php/BJAR/article/view/5890
Mariana L. 2013. Hama dan penyakit cengkeh di wilayah Kabupaten Kediri Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Nelson S. 2008. Cephaleuros species, the plant-parasitic green algae. [diunduh 2018 Mar 20]. http://www.ctahr.hawaii.edu/oc/freepubs/pdf/PD-43.pdf
Suwandi. 2003. Peledakan penyakit karat merah alga pada tanaman gambir (Uncaria gambii) Di Babat Tomat, Sumatera Selatan. Pest Tropical Journal; 1(1): 6-10


Minggu, 29 Januari 2017

Tentang Aku...

     Namaku Nadhifatul Rizkia, orang memanggilku dengan panggilan Dhifa. Namun keluargaku memanggilku Dipa. Keluargaku bukan keturunan sunda yang tidak bisa menyebut huruf F. Tetapi keluargaku asli keturunan jawa. Ibuku memanggilku dengan panggilan yang berbeda dari yang lain, yaitu Tul. Entah apa yang membuat ibuku memanggilku dengan sebutan itu, tetapi aku merasa bahagia mempunyai panggilan yang berbeda dari ibuku. 

      Kini usiaku menginjak 20 tahun karena aku lahir ditahun 1997 tepatnya tanggal 11 November. Sekarang aku melanjutkan sekolah di Institut Pertanian Bogor mengambil jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian. Bisa melanjutkan kuliah merupakan sebuah berkah yang sangat besar bagiku. Melanjutkan kuliah bukan hal mudah. Meskipun masuk melalui jalur tanpa tes, namun bukan berarti tanpa halangan. Ada berbagai hal sulit yang harus dilalui lebih dulu. Dulu kuliah bukan keinginanku. Aku lebih menginginkan bekerja dan membantu orang tuaku. Namun harapan akan bekal di hari tua kelak menjadi sebuah niat untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi.
          
          Pengumuman SNMPTN merupakan momen yang sangat membahagiakan bagi mereka yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Begitupun dengan aku, warna hjau pada lembar pengumuman menunjukan bahwa aku berhasil lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri. Hal itu menandakan bahwa harapan akan menjadi kenyataan. Ucapan selamat dari teman membanjiri kolom komentar akun sosial ketika aku mengupkoad foto lembar pengumuman tersebut.
        
      Namun kebahagiaan itu tak bertahan lama. Tiba-tiba kakak lelakiku bertanya, apa maksud pemberitahuan kalau aku diterima kuliah. Ternyata pengumuman itu tak memberikan kebahagiaan bagi kakak dan Ibuku. Pengumuman itu menjadi beban pikiran "Darimana biaya untuk Aku kuliah?" . Dari situlah kebahagiaanku berubah menjadi tangis. Ucapan selamat tak terucapkan dari mereka, justru bentakan yang aku terima membuat tangisku semakin menjadi. Aku masih ingat akan perkataanku bahwa "Orang yang berniat mencari ilmu pasti akan dimudahkan rezekinya dari jalan manapun, sehigga aku kuliah tidak akan memberatkan keluarga". Keinginanku kuliah bukan hanya untuk mencari gelar, namun aku ingin mengubah garis hidup keluargaku dengan menjadi orang yang pertama kuliah diantara saudara-saudaraku. 
         
          Deadline pengiriman persyaratan daftar ulang semakin dekat. Semua persyaratan aku penuhi dengan usahaku sendiri tanpa meminta bantuan dari ibuku. Aku merasa seperti menjadi musuh halangan terbesar bagi keluargaku. Hampir setiap hari aku menangis meminta pertolongan Allah karena beban berat yang harus aku lalui sendiri. Ada satu syarat yang tidak bisa aku usahakan sendiri. Persyaratan beasiswa yang aku ajukan, membutuhkan  foto keluarga. Walapun hanya sebuah foto, tetapi usahaku harus disertai tangisan saat aku meminta foto dengan Ibu. Ibu tak pernah mau diajak untuk foto bersama. Hingga saat itu aku menangis dan berlutut dihadapan ibu. Ibu tak pernah tega dengan membiarkan anaknya seperti itu. Dengan emosi dan tangisan, ibu ingin membuktikan perkataanku bahwa "kuliah bisa gratis" dengan bertanya langsung pada orang tua yang anaknya kuliah  di Perguruan yang sama. Emosi ibu membuat dia berkata "Ibu akan memotong jari ibu jika perkataan kamu salah". Hatiku bergetar mendengar ibu mengatakan seperti itu. Hanya do'a dalam hati yang saat itu bisa aku ucapkan.
            
           Pertolongan Allah datang ketika perkataanku dibuktikan oleh Seorang Ibu yang sudah mendukung anaknya kuliah terlebih dahulu. Dorongan dan kesadaran yang Bu Ati berikan telah meyakinkan ibuku hingga Ia bisa merelakan aku kuliah.