Karat
Merah Daun Teh
Karat merah merupakan penyakit pada
tanaman teh yang disebabkan oleh alga Cephaleuros
parasiticus (Huq et al 2010).
Alga ini merupakan alga hijau dari divisi Clorophyta famili Trentepholiaceae
yang bersifat parasitik pada daun. Penyakit ini dapat terjadi pada semua stadia
umur tanaman. Serangan pada tanaman muda, karat merah alga ditemukan rata-rata
meyerang kurang dari 25% daun tajuk. Serangan pada tanaman tua ditemukan lebih
parah yaitu mengakibatkan karat pada cabang-cabang produktif. Serangan penyakit
ini menyebabkan penurunan jumlah daun produktif karena sebagian kulit cabang
sakit menjadi pecah dan cabang akan mati (Suwandi 2003). Alga memproduksi spora
pada bagian batang tanaman teh. Spora diproduksi di dalam sporangia yang berada
di ujung hifa dan membentuk struktur vegetatif. Setelah masak, sporangia akan
lepas dan mudah menyebar dengan bantuan angin, hujan, dan embun ke tanaman
sehat dan inang lainnya seperti Bogamedeloa, Albizzia molucana, A. odoratisima (Huq et al 2010).
Gejala
serangan dari karat merah berupa bercak-bercak merah berbentuk bulat tidak
beraturan berukuran 1-3 mm dan tidak dibatasi oleh tulang daun. Koloni menembus
jaringan daun sehingga membentuk spora di permukaan bawah daun (Mariana 2013).
Serangan parah menyebabkan bercak-bercak akan menyatu sehingga tepi ujung daun
mengalami nekrosis menjadi kering dan biasanya ditemukan kerak alga berwarna
cokelat kehijauan. Daun yang terserang parah menjadi gugur sebelum waktunya
tetapi tidak menyebabkan kematian. (Suwandi 2003). Faktor intensitas hujan dan
kelembaban yang tinggi mendukung perkembangan penyakit ini. Keadaan tanaman
yang kurang nutrisi, drainase tanah yang kurang atau terlalu basah, kurang
pemeliharaan, terlalu gelap atau terlalu terik menyebabkan timbulnya serangan
alga hijau ini. Selain menyerang teh, Cephaleuros
sp. sering menyerang tanaman tropis lain seperti cengkeh, lada, kopi, kelapa
sawit, alpukat, jambu, kelapa, kakao, dan beberapa kultivar jeruk (Mariana
2013).
Gambar
gejala karat merah daun teh
Pengendalian
yang dapat dilakukan untuk mengurangi serangan penyakit ini adalah dengan
pemupukan yang seimbang, mengatur tanaman peneduh/naungan, sehingga tanaman
tidak terlalu teduh/terlalu banyak banyak menerima sinar matahari. Selain itu,
pemangkasan tanaman disekitar tanaman teh juga berfungsi untuk mengurangi
kelembaban dan meningkatkan penguapan daun setelah hujan (Nelson 2008). Meningkatkan
kesehatan atau ketahanan tanaman terhadap penyakit, misalnya dengan
penyemperotan tanaman dengan ekstrak kompos yang mengandung chitosan dan dengan
perbaikan kesuburan tanah melalui pemberian bahan organik (pupuk kandang atau
kompos) dan pemulsaan, menghindari panen yang berlebihan di musim kemarau serta
membakar cabang sakit dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini. Jika
penyakit masih tetap menyerang, penyemperotan dengan fungisida tembaga (tembaga
oksiklorida atau tembaga hidroksida) dapat dianjurkan untuk pengendalian penyakit
ini (Suwandi 2003)
REFERENSI
Huq
M, Ali M, Islam S. 2010. Efficacy of
muriate of potash and foliar spray with fungtcides to control red rust disease
(Cephaleurous parasiticus) of tea. J.Agril.Res. [diunduh 2018 Mar 20];
35(2) : 273-277.
https://www.banglajol.info/index.php/BJAR/article/view/5890
Mariana L. 2013.
Hama dan penyakit cengkeh di wilayah
Kabupaten Kediri Jawa Timur [skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor
Nelson S. 2008. Cephaleuros species,
the plant-parasitic green algae. [diunduh 2018 Mar 20]. http://www.ctahr.hawaii.edu/oc/freepubs/pdf/PD-43.pdf
Suwandi. 2003. Peledakan penyakit karat merah alga pada
tanaman gambir (Uncaria gambii) Di Babat Tomat, Sumatera Selatan. Pest
Tropical Journal; 1(1): 6-10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar